Nama
: Benni Antoni Parulian .P
NPM : 20208244
Kelas
: 4EB05
Historical
Cost Principle Vs Fair Value Accounting
Pada
postingan sebelumnya, saya sudah membahas sedikit tentang IFRS. Dimana IFRS
tidak lagi menggunakan historical cost, melainkan menggunakan fair value
accounting.
Sebelumnya
kita harus mengerti dulu apa itu historical cost dan fair value. Berikut penjelasannya.
- Historical Cost.
Menurut Suwardjono (2008;475) biaya
historis merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat
dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga
perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan
harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak
yang tersangkut dalam tranksaksi. Harga perolehan ini harus terjadi pada
seluruh traksaksi diantara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini
dapat terjadi pada seluruh tranksaksi dengan pihak ekstern, baik yang
menyangkut aktiva, utang, modal dan transaksi lainnya.
- Fair Value.
Berdasarkan FASB Concept Statement
No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan
diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam
transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran
(Perdana, 2011) FASB, dalam Statement yang terbaru 157, pengukuran fair value
mengesahkan fair value sebagai exit value, dengan tanda setuju dari IASB kepada
beberapa reservasi minor : “ fair value adalah harga yang akan diterima dengan
menjual satu aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu kewajiban dalam
transaksi antara peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.” (Penman,
2007;33). Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang
disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang
berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. Dengan demikian, fair value
bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan
keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu
instrumen.
Bagaimana
sudah agak mengerti kan perbedaanya dari kedua metode penghitungan biaya
tersebut ?
Pada
kenyataannya, dunia bisnis lebih mengandalkan data-data pasar di banding dengan
data-data historis, hal ini membuat angka-angka yang disajikan dalam laporan
keuangan menjadi tidak handal lagi, laporan keuangan tidak dapat meng-capture
kondisi keuangan saat ini dalam angka-angka yang disajikannya karena
angka-angka tersebut merupakan refleksi dari masa lalu.
Pergeseran
ini membuat para pakar akuntansi mulai memikirkan jalan keluar atas masalah
ini, buat apa ada laporan keuangan yang dihasilkan dari aktifitas accounting
tetapi pada akhirnya laporan keuangan tersebut tidak dapat berbicara dengan
tepat.
Dimulai
dari konvergensi akuntansi internasional yang sering membicarakan harmonisasi
akuntansi antar Negara diseluruh dunia, mulai terpikir untuk memformulasikan
standar acuan yang tepat untuk merubah mindset akuntansi ini. International
Financial Reporting Standard (IFRS) yang saat ini telah menjadi acuan
standar akuntansi di seluruh dunia. Didalam IFRS tersebut terlihat dengan jelas
bagaimana akuntansi berubah dari historical value menjadi fair value
(yang merupakan refleksi dari market value).
Sebagai
contoh, misalnya tanah yang selama ini dinilai berdasarkan harga perolehan, di
buku perusahaan dicatat sebesar 1 miliar, mungkin saja jika menggunakan harga
pasar harganya bisa menjadi 2 miliar saat ini. Jadi sangat tidak tepat dalam
mengukur kinerja jika menggunakan return on aset (ROA) berdasarkan harga
perolehan tersebut. Contoh lainnya dalam memperoleh pinjaman sebesar 100 juta,
perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk mendapat pinjaman tersebut sebesar 6
juta, dalam historical value yang kita kenal selama ini pinjaman
tersebut dicatat di buku perusahaan tetap sebesar 100 juta tanpa
mempertimbangkan attributable cost tersebut, seharusnya jika di-netting,
perusahaan hanya mendapat 94 juta bukan? Pengukuran kinerja solvabilitasnya
tentu juga akan berbeda bila menggunakan kedua jenis pengakuan ini.
Dari
contoh tersebut alangkah lebih tepat bila kita mengandalakan kondisi pasar dari
pada sekedar catatan akuntansi, demikian juga dengan mengukur nilai perusahaan,
alangkah lebih tepat memasukkan variable market value dari pada sekedar
variable-variable akuntansi seperti net income, ROA, ROI, RI, DER, dll.
Informasi
dalam laporan keuangan dinyatakan memiliki relevansi apabila informasi tersebut
mampu mempengaruhi keputusan investor. Informasi juga dinyatakan memiliki
reliabilitas yang tinggi jika informasi tersebut sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain. Akuntan meyakini bahwa
jika laporan keuangan mampu memenuhi kedua karakteristik tersebut, maka laporan
keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi.
Namun
apabila laporan keuangan menggunakan metode historical costing, maka dipandang akan mengurangi aspek kualitas
relevansi, sehingga laporan keuangan tersebut tidak dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan. Oleh sebab itu fair value muncul untuk mengatasi
kekurangan historical cost. Namun fair value tidak dapat sepenuhnya berguna
untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki reliabilitas. Baik historical
cost maupun fair value mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karna
perdebatan ini maka historical cost sampai sekarang masih digunakan.
Demikian
sedikit penjelasan saya tentang perbandingan antara historical cost dengan fair
value accounting. Semoga bermanfaat ….
Sumber
: http://akuntansibisnis.wordpress.com/
5 komentar:
Whaduuuuh..... Sumpah mampus saya ngga tau musti komen apa di 5 postingan terbaru ente, Gan. Ilmu saya blom nyampe ke sini, Gan. Mendongan kita maen catur aja, yuk. Anak Gundar kan pada hobi maen catur. *bener-bener OOT*
ikh, sarius postmuuuuuuuuu.............
;Phaduh serasa balik kuliah bennnn :P
Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
@Nando : hahahaha tau aja nih anak gundar pada jago maen catuurr... hahahha
@Yisha : hehehehe tugas kuliahh itu yis :)
@Ninda : hahaha iya mba... :D
@Outbound di Malang : Thnks ya sob atas kunjungan dan sarannya
|-) :woot: :surprise: :sleepy: :oya: :nyu: :music: :kishishi: :kikik: :hoahm: :grr: :fufu: :dies: :cry: :blush: :bignose: :D :-| :-w :-Z :-O :-E :-? :-3 :-0 :-( :) :(( :( 8-| 8-) (:
Post a Comment